“KESALAHAN
BERBICARA”
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Akhir Semester Sanggar Bahasa
Disusun
Oleh :
Nim :
11.88201.024
Program Setudi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Setudi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Sanggar Bahasa
Dosen : Yanti Sari asih, M.Pd
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NURUL HUDA
SUKARAJA
BUAY MADANG OKU TIMUR
SUMATERA
SELATAN
TAHUN
2014
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum.wr.wb
Alhamdulillah,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH swt. Yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, oleh karena itu
penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan segala saran yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati.
Adapun
makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Sanggar Bahasa” dimana judul yang kami ambil yaitu: “Penelitian
Kesalahan Berbicara”. di STKIP NURUL
HUDA Sukaraja.
Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kapada :
Ibu
Yanti Sariassih, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan
kapada kami, Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam
menuntut ilmu kepada kami Tak lupa
kepada teman-teman seperjuangan kami.
Semoga
hasil penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Wassalamu’alaikum.wr.wb.
Penulis
Dody
Kurniawan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
BAB
I. PENDAHULUAN..............................................................................
1
1.
Latar Belakang Masalah...............................................................................
1
2. Rumusan
Masalah........................................................................................
2
3. Tujuan
.........................................................................................................
2
4. Manfaat
....................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORITIS...................................................................
4
1.
Pengertian Berbicara....................................................................................
4
2.
Pengertian Kesalahan Berbicara...................................................................
4
3.
Pengertian Analisis Kesalahan.....................................................................
4
BAB III. PEMBAHASAN..............................................................................
6
1.
Pengertian Berbicara.................................................................................... 6
2.
Analisisnya................................................................................................... 6
BAB
IV. PENUTUP........................................................................................ 11
1.
Kesimpulan.................................................................................................. 11
2.
Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Kehidupan
manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana
untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini,
dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu
berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling
sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang
bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk
mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan
berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi
baik secara lisan maupun tulisan.
Kemahiran
berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai
dalam pengajaran bahasa. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling
pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi
dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik.
Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :(1)
kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif)
kosa kata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud
atau fikirannya.
Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari
latihan menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan.
Target yang hendak dicapai dalam hal ini adalah kemampuan dan kelancaran
berbahasa lisan atau berbicara lisan (berkomunikasi) langsung sebagai fungsi
utama bahasa.
1. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang kami bahas yaitu:
d Apakah yang
dimaksud dengan berbicara?
d Apa
jenis-jenis kesalahan berbicara?
2. Tujuan
Adapun tujuan
rumusan masalah yang penulis bahas yaitu:
d Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan berbicara.
d Untuk mengetahui
jenis-jenis kesalahan berbicara.
dMendeskripsikan, mengidentifikasi, dan klasifikasi kesalahan-kesalahan tersebut.
3. manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan
atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,
semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif social. Jadi, berbicara itu
sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian
pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau
diri sendiri). berkomunikasi
Kesalahan berbahasa merupakan hal yang mungkin
terjadi pada praktik berbahasa.
Tarigan dan Lilis (1996) menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan
penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari
faktor-faktor penentu dan kaidah bahasa. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kesalahan
berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang baik secara
lisan maupun tulisan. Bentuk kesalahan berbahasa akan mudah ditemukan jika
bahasa itu diwujudkan dalam bentuk tulisan. Hal ini dikarenakan melalui tulisan
suatu kesalahan dapat diketahui wujud dan bentuknya.
Menurut
Crystal (dalam Pateda 1989: 32), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu
teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menginterpretasi secara
sistemik kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan peserta didik yang sedang
mempelajari bahasa atau bahasa kedua dengan menggunakan teori dan prosedur
linguistik. Dalam kaiatanya dengan kesalahan linguistik dibedakan antara
istilah kesalahan berbahasa (error) dengan kekeliruan berbahasa (mistakes).
Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan bersifat sistemik, konsisten, dan
menggambarkan kemampuan peserta didik pada tahap tertentu yang biasanya belum
sempurna. Kesalahan berbahasa berada pada wilayah kompetensi atau wilayah
pengetahuan (Markhamah, 2011: 54).
Ruang
lingkup analisis kesalahan berbahasa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ilmu
yang digunakan sebagai dasar analisis berbahasa, yaitu fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik. Jadi ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa adalah
pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Objek analisis
kesalahan berbahasa tidak berbeda dengan objek linguistik. Artinya yang
dijadikan objek analisis kesalahan berbahasa adalah secara umum pemakaian
bahasa yang dilakukan oleh peserta didik. Namun bukan semua jenis pemakaian
bahasa menjadi objek analisis kesalahan berbahasa, melainkan hanya pemakaian
bahasa yang bersifat formal atau resmi, antara lain pemakaian bahasa tulis pada
laporan penelitian, karya ilmiah (skripsi, tesisi, disertasi, dan makalah),
laporan kegiatan (seperti kegiatan workshop, lokakarya, seminar, praktik kerja
lapangan, dan lain-lain).
BAB
III
PEMBAHASAN
B. Kesalahan Berbicara.
Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan
atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk
perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif social. Jadi,
berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses
penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang
lain atau diri sendiri). , secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat
manusia yang paling penting bagi kontrol. Kesalahan berbahasa merupakan
hal yang mungkin terjadi pada praktik berbahasa. Tarigan dan Lilis (1996)
menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa secara lisan
maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu dan kaidah bahasa pendapat tersebut dapat. Dari diketahui bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang
dilakukan oleh seseorang baik secara lisan maupun tulisan. Bentuk kesalahan
berbahasa akan mudah ditemukan jika bahasa itu diwujudkan dalam bentuk tulisan.
Hal ini dikarenakan melalui tulisan suatu kesalahan dapat diketahui wujud dan
bentuknya.
Menurut
Dr. Mansor Pateda, berbicara adalah aktivitas manusia menggunakan bahasa secara
lisan. Olehkarena bahasa yang digunakan berwujud bahasa lisan, maka yang
penting adalah pelafalan dan kata-kata atau kalimat yang di gunakan.
Jenis-jenis kesalahan
berbicara ada 6 yaitu:
1.
Kesalahan
Berbahasa pada Tataran Fonologi
Fonologi merupakan ilmu yang menyelidiki dan merumuskan secara teratur dan
sistematis tentang hal dan ikhwal bunyi bahasa beserta seluk-beluknya (Widodo.
2008:1). Kesalahan dalam tataran fonologi sering terjadi baik itu karena
perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, dan salah penjedaan dalam
kelompok kata dan kalimat.
contoh:
psikolohi
seharusnya
psikologi
lohis seharusnya
logis
psiklohi
seharusnya
psikologi
Kesalahan
meafalkan bunyi, sering karena pembicara lupa melafalkan salah satu bunyi yang
seharusnya harus dilafalkan.
Contoh:
intruksi seharusnya intrupsi
identil seharusnya identik
2. Kesalahan Berbahasa pada Diksi
Di dalam KBBI diksi adalah pilihan kata
yang tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). ,
Sebuah kata mengemban
peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun
dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana
diinginkan oleh pembicara. Bagi pendengar, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham
atas arti/makna yang dimaksudkan pembicara. Misalnya dalam bahasa indonesia
terdapat kata-kata yang mempunyai daerah makna yang sama. Kata-kata itu
antaralain melihat, menengok, melayat, menjanguk, menonton, menatap,
memperhatikan, mengintip, meninjau. Meskipun kata ini mempunyai medan makna
yang sama, tetapi pemakaiannya berbeda.
Contoh:
“Abdulah melayat gurunya sedang duduk” seharusnya
”Abdulah melihat gurunya sedang duduk”
“Ibu saya bunting lagi, pak” seharusnya
“Ibu saya hamil lagi, pak”
Kesalahan
lain yang berhubungan dengan pemilihan kata, yakni memilih kata yang rancu.
Contoh:
Benar
Rancu
1._Membungkukan
badan _Membungkukan kepala
_Menundukan kepala
2._Berulang-ulang
_Berulang_ulang kali
_Berkali-kali
3._Mengisi
teng
_Mengisi bensin
_Membeli bensin
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata, yakni menggunakan kata yang berlebihan.
.Contoh:
_
ibu-ibu
menjadi ibu-ibu
sekalian
_ maju ke
depan menjadi maju atau ke depan
_ turun ke
bawah menjadi turun atau ke bawah
Kesalahan
yangyang berhubungan pemilihan kata menyangkut pula penggunaan waktu.
Contoh:
Benar
Salah
_ pukul
07.00 _ jam 7 pagi
_ pukul
19.00
_ jam 19 malam
_ pukul
03.00
_ jam 3 dinihari
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata
menyangkut pula penggunaan waktu.
Contoh:
Benar
Salah
_ saling
menolong
_ saling tolong-menolong
_
bertolong-tolongan _
saling bertolong-tolongan
_
tolong-menolong
_ saling baku tolong
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula penggunaan kata yang tidak sesuai dengan
maknanya.
Contoh:
“penggerek bendera dua anak lelaki” seharusnya “pengerek
bendera dua anak lelaki”
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula kata-kata yang tabu,
kata yang sebaiknya tidak di katakan.
Contoh:
_”ia tidak mempunyai kemaluan” karena si pembicara
berfikir ada kata keberanian. Seharusnya “ia tidak malu”
_“si donok
ke kakus buk” seharusnya “si donok ke belakang”
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangku pula kata yang bermakna profesional.
Contoh:
Kata
“menggarap”. bagi petani, kata menggarap selalu dihubungkan dengan menggarap
tanah, tetapi kalau kita mengatakan “Anggota DPR sedang menggarap rancangan
undang-undang pertahanan” maka akan lain dengan makna menggarap tanah. Demikian
pula kalimat, ‘Pemuda itu berhasil menggarap anak pakde”, kata menggarap tanah
dan menggarap rancangan undang-undang.
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula frase kata kerja yang
bersaing.
Contoh:
_ berbeda
dengan, berbeda dari,berbeda dalam
_ ergabung
dengan, bergabung pada, bergabung dalam
_cocok
dengan, cocok padaz.
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula kata turunan yang
berawalan me- dan me-/-kan, atau akhiran –i dan –kan .
Contoh:
_ ditertawakan
teman . . . atau ditertawa teman . . .
_ menamakan
anaknya . . . atau menamai anaknya . . .
_ aka
mengirim . . . atau akan mengirimkan . . .
Kesalahan
yang berhubungan dengan pemilian kata menyangkut pula kata yang bermakna
setilistik. Makna setilistik ini berhubungan dengan gaya pemilihan kata dalam
karang-mengarang atau ujaran yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat
pemakai bahasa.
Contoh:
_ kata kediman
(sangat resmi)
_ residen,
istana, (resmi)
_ tempat
tinggal, pondok, (puitis)
3. Kesalahan Berbicara dalam Penggunaan kalimat yang
Samar-samar, Tidak Jelas atau Menimbulkan Penafsiran yang Berbeda.
Contoh:
“kependudukan
merupakan suatu sistem, yaitu penduduk yang merupakan suatu totalitas dari
beberapa subsistem didalamnya. Subsistem fasilitas, mortalitas, dan
migrasi/mobilitas”.
4.
Kesalahan berbicara pada pengungkapan pikiran yang tidak jelas, kacau.
Contoh:
“Bagi kita
sebagai guru perlu mengetahui benar kemungkinan-kemungkinan alat-alat
pengajaran apakah yang tersedia atau dapat diusahakan pengadaannya dengan
melibatkan siswa agar dapat menentukan pemilihan alat-alat pengajaran yang
didasarkan atas teori belajar yang merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dan hendaklah menjadi pedoman
kita para guru dalam mengelola proses kegiatan belajar mengajar”.(rekaman
penjelasan mahasiswa pada forum diskusi)
5. Kesalahan berbicara pada penusunan setruktur
kalimat. Kalimat yang baik berpola SPOK(Sabjek Prediket Objek Keterangan).
Contoh:
“kami membunuh lima ekor babi di hutan itu kemarin dulu”.
“Disini ia dikuburkan” sebaiknya “Ia dikuburkan di sini”.
6. Kesalahan berbicara pada penggunaan kata-kata
yang mubazir.
Contoh:
_ “Ia
adalah seorang anggota polisi”
perhati kata adalah, seorang, anggota.
Sebaiknya “Ia polisi”
_ “Diduga bahwa dalam waktutidak lama bahasa dengan
penutur yang tinggal 100 orang itu akan punah”. Sebaiknya “Bahasa yang penuturnya tinga 100 orang diduga
akan punah”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan
suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh
manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik
sedemikian ekstensif social. Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu
proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan
bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri).
kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa secara lisan maupun
tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu dan kaidah bahasa.
Kesalahan
berbahasa diklasifikasikan menjadi 6 yaitu:
1. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Fonologi (kesalahan yang terjadi pada pengucapan fonem).
2. Kesalahan Berbahasa pada Diksi (kesalahan yang terjadi pada pemilihan kata).
3. Kesalahan Berbicara pada Penggunaan kalimat yang
Samar-samar, Tidak jelas
atau
Menimbulkan Penafsiran yang Berbeda.
4. Kesalahan berbicara pada pengungkapan pikiran yang
tidak jelas, atau kacau.
5. Kesalahan berbicara pada penusunan setruktur kalimat.
Kalimat yang baik
berpola SPOK(Sabjek
Prediket Objek Keterangan).
6. Kesalahan
berbicara pada penggunaan kata-kata yang mubazir.
B. Saran
Berbicara merupakan kemampuan yang
sangat penting, karena berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling
pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi
dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan
dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan
mengucapkan.
Penulis ingin
memberikan sebuah saran kepada pembaca, untuk bisa menjalin komunikasi yang
baik sekiranya kesalahan berbahasa perlu dihindari. Seorang komunikator harus
menguasai semua hal yang berkaitan dengan berbicara, agar bisa berhasi
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, S.
1985; 5. “Bahasa Sebagai Alat Komunikasi”. Jakarta: Pusat . . .Bahasa.
Badudu ,Y.S.
1974. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Tarigan,
Guntur dan Djago, Tarigan. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Kumpulan
materi kuliah berbicara. 2012.
Wyatt,
victor. 1973. “An analysis of Errors in Comparsition Writing”.English Language Teaching. Vol. 27. No 2 (177-186)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar