Rabu, 14 Mei 2014

Makalah KESALAHAN BERBICAR



“KESALAHAN BERBICARA”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Akhir Semester Sanggar Bahasa
         Disusun
           Oleh :








Nama                   : Dody Kurniawan
Nim                      : 11.88201.024
Program Setudi  : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah        : Sanggar  Bahasa
Dosen                   : Yanti Sari asih, M.Pd
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA
SUKARAJA BUAY MADANG OKU TIMUR
SUMATERA SELATAN
TAHUN 2014



Kata Pengantar
                                                          
Assalamu’alaikum.wr.wb
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH swt. Yang telah memberikan rahmat serta hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan segala saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Sanggar Bahasa” dimana judul yang kami ambil yaitu:  Penelitian Kesalahan Berbicara”. di STKIP NURUL HUDA Sukaraja.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kapada :
Ibu Yanti Sariassih, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan kapada kami, Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menuntut ilmu   kepada kami Tak lupa kepada teman-teman seperjuangan kami.
Semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
                   Wassalamu’alaikum.wr.wb.

Penulis

Dody Kurniawan





DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.    Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
2.    Rumusan Masalah........................................................................................ 2
3.    Tujuan ......................................................................................................... 2
4.    Manfaat .......................................................................................................  2

BAB II LANDASAN TEORITIS................................................................... 4
1.    Pengertian Berbicara.................................................................................... 4
2.    Pengertian Kesalahan Berbicara................................................................... 4
3.    Pengertian Analisis Kesalahan..................................................................... 4

BAB III. PEMBAHASAN.............................................................................. 6
1.    Pengertian Berbicara.................................................................................... 6
2.    Analisisnya................................................................................................... 6

BAB IV. PENUTUP........................................................................................ 11
1.    Kesimpulan.................................................................................................. 11
2.    Saran.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana  untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang  bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :(1) kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan. Target yang hendak dicapai dalam hal ini adalah kemampuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan (berkomunikasi) langsung sebagai fungsi utama bahasa.

1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas yaitu:
  d Apakah yang dimaksud dengan berbicara?
        d Apa jenis-jenis kesalahan berbicara?

2. Tujuan
Adapun tujuan rumusan masalah yang penulis bahas yaitu:
  d Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan berbicara.
  d Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan berbicara.
  dMendeskripsikan, mengidentifikasi, dan klasifikasi kesalahan-kesalahan      tersebut.

3. manfaat



BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasi­kan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang me­man­fa­atkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguis­tik sedemikian ekstensif social. Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri). berkomunikasi Kesalahan berbahasa merupakan hal yang mungkin terjadi pada praktik berbahasa.
                        Tarigan dan Lilis (1996) menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu dan kaidah bahasa. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang baik secara lisan maupun tulisan. Bentuk kesalahan berbahasa akan mudah ditemukan jika bahasa itu diwujudkan dalam bentuk tulisan. Hal ini dikarenakan melalui tulisan suatu kesalahan dapat diketahui wujud dan bentuknya.
                        Menurut Crystal (dalam Pateda 1989: 32), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menginterpretasi secara sistemik kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan peserta didik yang sedang mempelajari bahasa atau bahasa kedua dengan menggunakan teori dan prosedur linguistik. Dalam kaiatanya dengan kesalahan linguistik dibedakan antara istilah kesalahan berbahasa (error) dengan kekeliruan berbahasa (mistakes). Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan bersifat sistemik, konsisten, dan menggambarkan kemampuan peserta didik pada tahap tertentu yang biasanya belum sempurna. Kesalahan berbahasa berada pada wilayah kompetensi atau wilayah pengetahuan (Markhamah, 2011: 54). 
                        Ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ilmu yang digunakan sebagai dasar analisis berbahasa, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Jadi ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa adalah pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Objek analisis kesalahan berbahasa tidak berbeda dengan objek linguistik. Artinya yang dijadikan objek analisis kesalahan berbahasa adalah secara umum pemakaian bahasa yang dilakukan oleh peserta didik. Namun bukan semua jenis pemakaian bahasa menjadi objek analisis kesalahan berbahasa, melainkan hanya pemakaian bahasa yang bersifat formal atau resmi, antara lain pemakaian bahasa tulis pada laporan penelitian, karya ilmiah (skripsi, tesisi, disertasi, dan makalah), laporan kegiatan (seperti kegiatan workshop, lokakarya, seminar, praktik kerja lapangan, dan lain-lain). 




BAB III
PEMBAHASAN
B. Kesalahan Berbicara.
                        Menurut Tarigan (1990:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasi­kan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang me­man­fa­atkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguis­tik sedemikian ekstensif social. Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri). , secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol.     Kesalahan berbahasa merupakan hal yang mungkin terjadi pada praktik berbahasa. Tarigan dan Lilis (1996) menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu dan kaidah bahasa pendapat tersebut dapat. Dari diketahui bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang baik secara lisan maupun tulisan. Bentuk kesalahan berbahasa akan mudah ditemukan jika bahasa itu diwujudkan dalam bentuk tulisan. Hal ini dikarenakan melalui tulisan suatu kesalahan dapat diketahui wujud dan bentuknya.
                        Menurut Dr. Mansor Pateda, berbicara adalah aktivitas manusia menggunakan bahasa secara lisan. Olehkarena bahasa yang digunakan berwujud bahasa lisan, maka yang penting adalah pelafalan dan kata-kata atau kalimat yang di gunakan.
                        Jenis-jenis kesalahan berbicara ada 6 yaitu:
1.  Kesalahan Berbahasa pada Tataran Fonologi
            Fonologi merupakan ilmu yang menyelidiki dan merumuskan secara teratur dan sistematis tentang hal dan ikhwal bunyi bahasa beserta seluk-beluknya (Widodo. 2008:1). Kesalahan dalam tataran fonologi sering terjadi baik itu karena perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, dan salah penjedaan dalam kelompok kata dan kalimat.
contoh:
            psikolohi                   seharusnya                   psikologi
            lohis                          seharusnya                   logis
           psiklohi                     seharusnya                   psikologi
            Kesalahan meafalkan bunyi, sering karena pembicara lupa melafalkan salah satu bunyi yang seharusnya harus dilafalkan.
Contoh:
         intruksi                      seharusnya                    intrupsi
         identil                        seharusnya                    identik
2. Kesalahan Berbahasa pada Diksi
            Di dalam KBBI diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). ,
            Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena  arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata  maka akan terjadi pergeseran  arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh pembicara. Bagi pendengar, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan pembicara. Misalnya dalam bahasa indonesia terdapat kata-kata yang mempunyai daerah makna yang sama. Kata-kata itu antaralain melihat, menengok, melayat, menjanguk, menonton, menatap, memperhatikan, mengintip, meninjau. Meskipun kata ini mempunyai medan makna yang sama, tetapi pemakaiannya berbeda.
Contoh:
“Abdulah melayat gurunya sedang duduk” seharusnya ”Abdulah melihat gurunya sedang duduk”
“Ibu saya bunting lagi, pak”  seharusnya  “Ibu saya hamil lagi, pak”
            Kesalahan lain yang berhubungan dengan pemilihan kata, yakni memilih kata yang rancu.
Contoh:
Benar                                                              Rancu
1._Membungkukan badan                                _Membungkukan kepala
   _Menundukan kepala
2._Berulang-ulang                                            _Berulang_ulang kali
   _Berkali-kali
3._Mengisi teng                                                _Mengisi bensin
   _Membeli bensin
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata, yakni menggunakan kata yang berlebihan.
.Contoh:
_ ibu-ibu                              menjadi                   ibu-ibu sekalian
_ maju ke depan                   menjadi                   maju atau ke depan
_ turun ke bawah                 menjadi                    turun atau ke bawah
            Kesalahan yangyang berhubungan pemilihan kata menyangkut pula penggunaan waktu.
Contoh:
Benar                                                                   Salah
_ pukul 07.00                                                        _ jam 7 pagi
_ pukul 19.00                                                        _ jam 19 malam
_ pukul 03.00                                                         _ jam 3 dinihari
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata  menyangkut pula penggunaan waktu.
Contoh:
Benar                                                                      Salah
_ saling menolong                                                   _ saling tolong-menolong
_ bertolong-tolongan                                               _ saling bertolong-tolongan
_ tolong-menolong                                                  _ saling baku tolong
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut  pula penggunaan kata yang tidak sesuai dengan maknanya.
Contoh:
“penggerek bendera dua anak lelaki”    seharusnya   “pengerek bendera dua anak lelaki”
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula kata-kata yang tabu, kata yang sebaiknya tidak di katakan.
Contoh:
_”ia tidak mempunyai kemaluan” karena si pembicara berfikir ada kata keberanian. Seharusnya “ia tidak malu”
_“si donok ke kakus buk”    seharusnya   “si donok ke belakang”
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangku pula kata yang bermakna profesional.
Contoh:
            Kata “menggarap”. bagi petani, kata menggarap selalu dihubungkan dengan menggarap tanah, tetapi kalau kita mengatakan “Anggota DPR sedang menggarap rancangan undang-undang pertahanan” maka akan lain dengan makna menggarap tanah. Demikian pula kalimat, ‘Pemuda itu berhasil menggarap anak pakde”, kata menggarap tanah dan menggarap rancangan undang-undang.
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula frase kata kerja yang bersaing.
Contoh:
_ berbeda dengan, berbeda dari,berbeda dalam
_ ergabung dengan, bergabung pada, bergabung dalam
_cocok dengan, cocok padaz.
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilihan kata menyangkut pula kata turunan yang berawalan me- dan me-/-kan, atau akhiran –i dan –kan .
Contoh:
_ ditertawakan teman . . . atau ditertawa teman . . .
_ menamakan anaknya . . . atau menamai anaknya . . .
_ aka mengirim . . . atau akan mengirimkan . . .
            Kesalahan yang berhubungan dengan pemilian kata menyangkut pula kata yang bermakna setilistik. Makna setilistik ini berhubungan dengan gaya pemilihan kata dalam karang-mengarang atau ujaran yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat pemakai bahasa.
Contoh:
_ kata kediman (sangat resmi)
_ residen, istana, (resmi)
_ tempat tinggal, pondok, (puitis)
3. Kesalahan Berbicara dalam Penggunaan kalimat yang Samar-samar, Tidak Jelas atau Menimbulkan Penafsiran yang Berbeda.
Contoh:
“kependudukan merupakan suatu sistem, yaitu penduduk yang merupakan suatu totalitas dari beberapa subsistem didalamnya. Subsistem fasilitas, mortalitas, dan migrasi/mobilitas”.
4. Kesalahan berbicara pada pengungkapan pikiran yang tidak jelas, kacau.
Contoh:
“Bagi kita sebagai guru perlu mengetahui benar kemungkinan-kemungkinan alat-alat pengajaran apakah yang tersedia atau dapat diusahakan pengadaannya dengan melibatkan siswa agar dapat menentukan pemilihan alat-alat pengajaran yang didasarkan atas teori belajar yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan  dan hendaklah menjadi pedoman kita para guru dalam mengelola proses kegiatan belajar mengajar”.(rekaman penjelasan mahasiswa pada forum diskusi)
5. Kesalahan berbicara pada penusunan setruktur kalimat. Kalimat yang baik berpola SPOK(Sabjek Prediket Objek Keterangan).
Contoh:
“kami membunuh lima ekor babi di hutan itu kemarin dulu”. “Disini ia dikuburkan” sebaiknya “Ia dikuburkan di sini”.
6.  Kesalahan berbicara pada penggunaan kata-kata yang mubazir.
Contoh:
_ “Ia adalah seorang anggota polisi”
     perhati kata adalah, seorang, anggota. Sebaiknya “Ia polisi”               
_ “Diduga bahwa dalam waktutidak lama bahasa dengan penutur yang tinggal 100 orang itu akan punah”. Sebaiknya  “Bahasa yang penuturnya tinga 100 orang diduga akan punah”




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasi­kan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang me­man­fa­atkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguis­tik sedemikian ekstensif social. Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikan (orang lain atau diri sendiri).
            kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu dan kaidah bahasa.
Kesalahan berbahasa diklasifikasikan menjadi 6 yaitu:
1. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Fonologi (kesalahan yang terjadi pada pengucapan   fonem).
2. Kesalahan Berbahasa pada Diksi (kesalahan yang terjadi pada pemilihan kata).
3. Kesalahan Berbicara pada Penggunaan kalimat yang Samar-samar, Tidak jelas
    atau Menimbulkan Penafsiran yang Berbeda.
4. Kesalahan berbicara pada pengungkapan pikiran yang tidak jelas, atau kacau.          
5. Kesalahan berbicara pada penusunan setruktur kalimat. Kalimat yang baik
    berpola SPOK(Sabjek Prediket Objek Keterangan).
6.  Kesalahan berbicara pada penggunaan kata-kata yang mubazir.

B. Saran
            Berbicara merupakan kemampuan yang sangat penting, karena berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang didalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan.
            Penulis ingin memberikan sebuah saran kepada pembaca, untuk bisa menjalin komunikasi yang baik sekiranya kesalahan berbahasa perlu dihindari. Seorang komunikator harus menguasai semua hal yang berkaitan dengan berbicara, agar bisa berhasi



DAFTAR PUSTAKA


Effendi, S. 1985; 5. “Bahasa Sebagai Alat Komunikasi”. Jakarta: Pusat . . .Bahasa.
Badudu ,Y.S. 1974. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Tarigan, Guntur dan Djago, Tarigan. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Kumpulan materi kuliah berbicara. 2012.
Wyatt, victor. 1973. “An analysis of Errors in Comparsition Writing”.English         Language Teaching. Vol.  27. No 2 (177-186)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar