Jumat, 16 Mei 2014

Proposal KUALITATIF



PENGARUH PENGUASAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAH SISWA KELAS XI MA. NURUL HUDA SUKARAJA TAHUN PELAJARAN 2013-2014

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Bahasa Indonesia telah mengalami beberapa perkembangan, terutama pada ejaan yang digunakan. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan ejaan melalui beberapa tahap. Diantaranya yaitu ejaan Van Ophuijsen, ejaan republik, ejaan melindo dan yang terakhir adalah ejaan yang disempurnakan.
Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan sangat diperlukan untuk panduan penulisan bahasa yang baik dan benar. Dalam penggunaan EYD, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu ejaan dalam peristilahan, penyesuaian ejaan, tanda baca, pemenggalan kata, penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan kata.
Keterampilan menulis yang merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa sangatlah penting diajarkan sejak dini.Hal ini disamping dapat dijadikan bekal untuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, juga berfungsi melatih siswa di dalam menyampaikan atau mengungkapkan buah pikirannya secara teratur, baik berbentuk kalimat-kalimat maupun berupa karangan dan karya ilmiah.
Untuk menyusun suatu karya ilmiah  seorang penulis hendaknya memahami hal-hal yang penting yang ada di dalamnya seperti penggunaan ejaan-ejaan, pemilihan kata, penggunaan kalimat-kalimat efektif, dan penggunaan tanda baca. Sehingga penulis dapat menghasilkan suatu karya ilmiah yang berkualitas dan bermutu serta isinya mudah dipahami oleh pembaca.
Adanya penggunaan tanda baca dalam menyusun karya ilmiah adalah dengan maksud untuk membantu pengarang atau penulis dalam memperjelas dan mempertegas isi karya ilmiah yang disampaikan kepada pembaca.Dalam kehidupan modem saat ini keterampilan menulis yang dimiliki seseorang sering dianggap sebagai salah satu ciri orang yang terpelajar, karena dianggap lebih mampu mengkomunikasikan ide dan pikirannya secara lebih runtut jelas dan mudah dipahami bagi orang lain Morsey, (dalam Tarigan 1994: 122).
Beberapa anggapan sering mengidentikkan bahwa keilmuan seseorang seiring dengan jumlah buku yang ditulisnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis dalampendidikan dewasa ini menjadi tuntutan wajib, misalnya pada saat SMA harus menulis tugas akhir, S1 harus menulis skripsi, S2 harus menulis tesis, dan ketika S3 harus menulis disertasi.
Secara teoritis di dalam memahami tentang penggunaan serta penempatan tanda baca akan dapat mempengaruhi hasil suatu karya ilmiah untuk menunjang peningkatan keterampilan dalam berbahasa. Sebab melalui keterampilan menulis karya ilmiah  inilah kita dapat membantu melatih dan membina para siswa di dalam meningkatkan kemampuan dalam keterampilan menulis khususnya menyusun karya ilmiah.Agar kita mendapatkan hasil yang bermutu dalam menyusun karya ilmiah hendaknya memperhatikan penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca dalam karya ilmiah ini juga dapat memperjelas makna dan intonasi dari suatu kalimat,sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi karya ilmiah.
Kemampuan berbahasa Indonesia secara tertulis sering dianggap lebih rumit dibandingkan dengan kemampuan berbahasa lisan, karena di dalam menulis lebih menuntut proses belajar dan berfikir lebih kreatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1994:3-4) bahwa menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa ataupun penguasaan kosa kata. Konteks penguasaan kosa kata menurut Parera (1993:119) sangat terkait dengan pengetahuan untuk menemukan makna kata-kata ataupun penguasaan kata-kata yang lain yang berhubungan dengan kata yang digunakan.
   Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Penguasaan Ejaan Yang Disempurnakan Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja Tahun Pelajaran 2013-2014.
2.      Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini menjadi fokus dan tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada:
1.      Penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah.
2.      Pembahasan penelitian ini tentang penggunaan tanda baca (tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda seru, tanda petik,dan  tanda tanya) yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
3.      Rumusan Masalah
Adapun masalah pokok dalam penelitian ini yang didasarkan pada latar belakang di atas adalah:
1.      Bagaimanakah penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja?
2.      Bagaimanakah kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja?
3.      Apakah terdapat pengaruh pengusaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja?

4.        Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan di MA. Nurul Huda Sukaraja.
2.      Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah.
3.      Untuk mengetahui pengaruh penguasaan  EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja.
4.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat.
a.    ManfaatTeoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sumber pengetahuan penulis maupun pembaca untuk meneliti penggunaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah.
b.    Manfaat Praktis
1.        Bagi guru
a. Sebagai informasi bagi para tenaga pengajar Bahasa Indonesia khususnya dan tenaga pengajar umumnya tentang bagaimana penguasan siswa terhadap penggunaan EYD dan kemampuan menulis karya ilmiah.
b. Diharapkan dijadikan dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis karya ilmiah.
c. Sebagai bahan informasi yang nyata bagi guru terhadap kondisi pengajaran dengan penguasaan EYD dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa Ma. Nurul Huda Sukaraja.
2.    Bagi siswa
a.       Sebagai bahan acuan untuk menulis dengan menggunakan EYD yang baik dan benar.
b.      Agar siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah.
c.       Diharapkan siswa dapat menggunakan EYD (penggunaan tanda baca) dalam menulis karya ilmiah.
3.      Bagi pembaca
Supaya pembaca mudah memahami dan mengerti tentang penggunaan tanda baca dan sebagai bahan rujukan atau referensi  pembaca yang akan mengadakan penelitian penguasaan EYD terhadap kemempuan menulis karya ilmiah.
4.    Bagi peneliti
Penelitian ini menambah pengetahuan keilmuan penulis tentang penguasaan EYD dan memberikan pemahaman tentang tata cara menggunakan tanda baca dalam menulis karya ilmiah.
B. LANDASAN TEORI
1.      Pengertian EYD
Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan merupakan seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan sangat diperlukan untuk panduan penulisan bahasa yang baik dan benar. Dalam penggunaan EYD, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu ejaan dalam peristilahan, penyesuaian ejaan, tanda baca, pemenggalan kata, penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan kata.
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring. 
Setelah menguasai EYD barulah seseorang baru bisa membuat sebuah kalimat.  Kalimat-kalimat tersebut dibuat berdasarkan EYD yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972.  Semua orang tentu bisa membuat sebuah kalimat, tetapi tidak semua orang bisa membuat sebuah kalimat yang efektif. 
2.  Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan. Menurut sumber dari website Widyaiswara,(http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/26/perkembangan-eyd):ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a.      Ejaan van Ophuysen
Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena ejaan itu merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam KitabLogat Melayu. Disebut dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu Balai Pustaka merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
a.       Huruf y ditulis dengan j.



Misalnya:
EYD
Ejaan van Ophusyen
Sayang
Yakin
Saya
Sajang
Jakin
Saja

b.      Huruf u ditlus dengan oe
Misalnya:
EYD
Ejaan van Ophusyen
Umum
Sempurna
Surat
Oemoem
Sempoerna
soerat

c.       Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
Misalnya:
EYD
Ejaan van Ophusyen
Rakyat
Bapak
Makmur
Ra’yat
Bapa’
Ma’moer

d.      Huruf j di tulis dengan dj.
Misalnya:
EYD
Ejaan van Ophusyen
Jakarta
Raja
Jangan
Djakarta
Radja
Djangan

e.       Huruf c ditulis dengan tj.
Misalnya:
EYD
Ejaan van Ophusyen
Pacar
Cara
Curang
Patjar
Tjara
Tjurang

f.       Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.
Misalnya:
EYD
Ejaan van Ophusyen
Khawatir
Akhir
Khazanah
Chawatir
Achir
Chazanah


b.      Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan  Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi.
Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan penyusunan kamus istilah.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan  Ophusyen dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini:
a.       Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam Ejaan Republik.
b.      Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan Republik.
c.       Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
d.      Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
e.       Tanda trema (“) dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberi beberapa contoh.
Ejaan van Ophusyen
Ejaan Republik
Oemoer
Koeboer
Ma’loem
Umur
Kubur
Maklum

c.      Ejaan Pembaharuan
Ejaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitian ejaan itu. Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan.
Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.
a.       Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b.      Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c.       Gabungan konsonan ng diubah menjadi Å‹
d.      Gabungan konsonan nj diubah menjadi Å„
e.       Gabungan konsonan sj diubah menjadi Å¡
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au,  dan  oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan  oy.
Misalnya:
EYD
Ejaan Pembaharuan
Santai
Gulai
Harimau
Kalau
Amboi
Santay
Gulay
Harimaw
Kalaw
Amboy



d.      Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.
Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan Å„.
e.         Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september 1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :
a.       Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
Misalnya :
EYD
Ejaan Baru
Remaja
Jalan
Perjaka
Remadja
Djalan
Perdjaka
b.      Gabungan konsonan tj diubah menjadi j
Misalnya:
EYD
Ejaan Baru
Cakap
Baca
Cipta
Tjakap
Batja
Tjipta

c.       Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
Misalnya:
EYD
Ejaan Baru
Sunyi
Nyala
Bunyi
Sunji
Njala
Bunji

d.      Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
Misalnya:
EYD
Ejaan Baru
Syarat
Isyarat
Syukur
Sjarat
Isjarat
Sjukur

e.       Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh
Misalnya:
EYD
Ejaan Baru
Takhta
Makhluk
Ikhlas
Tachta
Machluk
Ichlas


f   .    Ejaan Yang Disempurnakan
Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untuk  bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
a.       Perubahan Huruf
Ejaan Lama
EYD
Djika
Tjakap
Njata
Sjarat
Achir
Supaja
Jika
Cakap
Nyata
Syarat
Akhir
Supaya

b.      Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Misalnya:
Khilaf
Fisik
Valuta
Universitas
Zakat
khazanah
c.       Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata Furqan, dan xenon.
d.      Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di- sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Awalan
Kata Depan
Dicuci
Dibelikan
Dicium
Dilatar belakangi
Di kantor
Di sekolah
Di samping
Di tanah

e.       Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan:
Misalnya:
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
1)      Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2)      Penulisan kata.
3)      Penulisan tanda baca.
4)      Penulisan singkatan dan akronim.
5)      Penulisan angka dan lambang bilangan.
6)      Penulisan unsur serapan.
3.Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu, pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu. Dalam hubungan ituejaanantara lainberfungsi sebagai :
1.      Landasan pembakuan tata bahasa.
2.      Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
3.      Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Apabila pembakuan ejaan telah dilaksanakan, pembakuan aspek kebahasaan yang lain pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan yang terdapat di dalam buku pedoman.
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.

5.         PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
1. …
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkanjangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidakberakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepalailustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD ’45)
Salah Asuhan
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan alamat penerima surat, (b) nama dan alamat pengirim surat, dan (c) di belakang tanggal surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth.Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)

B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus memerlukan prangko.
Satu, dua, … tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan  kata seperti tetapi,melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau kamu hadir, saya juga akan hadir di acara itu.
Agar lulus ujian, kita harus belajar dengan sungguh-sungguh.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yangterdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
…. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
…. Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari katalain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah,kamu hebat!
Kasihan, sudah satu minggu ini ia mencari kucing kesayangannya yang pergi entah kemana.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata ibu “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempatdan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Jalan raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
Kuala Lumpur, Malaysia.
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalamdaftar pustaka.
Misalnya:
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta:UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untukmembedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yangdinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidakmembatasi.
Misalnya:
Tetangga saya, Pak Rusdi, berhasil menciptakan kendaraan hemat energi.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan
suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian akan mendapatkan ijazah.
13. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/ salah pengertian di belakangketerangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yangsungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam upaya pembinaan dan
pengembanagan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
C. Tanda Titik Dua  (:)
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaianatau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
2. Tanda titk dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengkahiri pernyataan.
Misalnya:
Anak-anak korban banjir memerlukan buku paket, buku tulis, pulpen, dan  pensil.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
b. Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelakudalam percakapan.
Misalnya:
Ibu :Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!”
5. Tanda titik dua dipakai  di antara (a)  jilid atau nomor dan halaman, (b) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan , serta (d) diantara nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, I (34), 1971: 7
Surah Yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pedidikan Seumur Hidup: sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita?
Djakarta: Eresco, 1968.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Berlibur merupakan kebutuhan dasar ma-
nusia…
kementrian Lingkungan Hidup menca-
nangkan gerakan penanaman pohon
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhirandengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Kalimat menggambarkan isi pikiran dan perasa-
an.
TNI adalah kekuatan pendukung dan pem-
bela ideologi Negara.
3. Tanda hubung digunakan untuk meyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Motor-motor
Berlari-lari
4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (b) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi,
lima-puluh ribuan (50x1.000)
Bandingkan dengan:
Be-revolusi,
Lima-puluh-ribuan (1x50.000)
6.              Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
a.      se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
b.     ke- dengan angka,
c.      angka dengan –an,
d.    kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf capital,
e.     kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
f.     gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Misalnya:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
mem-PHK-kan
hari-H,
sinar-X
Bandara Soekarno-Hatta.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.

Misalnya:
me-review
pen-tackle-an
   E. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda taya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yangdisangsikan atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 jta rupiah (?) hilang.
   F. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yangmenggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya.
Merdeka!
   G. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,  ataubahan tertulis lain.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik dipakai untuk  mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA” dimuat dalam majalah Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik dipakai untuk  mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai artikhusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengahkiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petikyang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimatatau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
Bang Komar sering disebut “pahlawan”; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu
ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
5.Pengertian Menulis
a. Definisi menulis menurut para ahli
Menurut Pranoto (2004: 9) menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.SedangkanMenurut Tarigan, (2008: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Pengertian tersebut memberikan pengertian bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya. Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang dalam melahirkan pikiran, perasaan, kehendak kepada orang lain melalui lambang-lambang grafis dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun orang lain yang memiliki kesamaan pengertian pula terhadap bahasa dipergunakannya.
b.     Tujuan Menulis
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan  akan digarapnya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini akan merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya.
Tujuan penulisan akan mengarahkan penulis untuk memilih bahan-bahan diperlukan, macam organisasi tulisan puisi akan diterapkan, atau mungkin juga sudut pandang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu pokok untuk mengarahkan serta membatasi tulisan puisi. Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan. Hartig (dalam Tarigan 2008:25) mengatakan.
Tujuan kegiatan menulis ada tujuh, assigment purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuatif), informational purpose (tujuan informational/tujuan penerangan), self-expresive purpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose (tujuan kreatif), problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).
Tujuan penugasan (assigment purpose) yaitu penulis melakukan kegiatan menulis karena adanya tugas, bukan atas kemauan sendiri.Contoh kegiatan menulis memiliki tujuan penugasan adalah para siswa merangkum buku karena tugas dari guru, sekretaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat.Mereka melakukan menulis, tetapi bukan karena kemauan sendiri.
Tarigan (2008:24) mengatakan “tujuan altruistik yaitu menulis untuk menyenangkan para pembaca dan ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.” Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun tidak sadar bahwa pembaca sebagai penikmat karyanya adalah lawan atau musuh.
Tarigan (2008:25) menjelaskan “tujuan persuasive (persuasive purpose) yaitu tulisan bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan diutarakan.” Tujuan informasional atau penerangan (informational purpose) yaitu tulisan bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca berupa paparan atau  puisi. Lebih lanjut Tarigan (2008:25) menjelaskan sebagai berikut.
Tujuan pernyataan diri (self-expresive purpose) yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. Tujuan kreatif (creative purpose) yaitu tujuan yang erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) yaitu dengan tulisan ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah memberikan informasi atau keterangan kepada pembaca, meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan diutarakan dan mengarahkan serta membatasi tulisan sehingga akan menghasilkan suatu tulisan utuh.
c.     Tahapan-tahapan Menulis
Seseorang dapat melakukan kegiatan menulis sebagai satu kegiatan tunggal jika objek tulisan ialah sebuah tulisan puisi sederhana, pendek, maupun bahannya sudah siap di kepala. Akan tetapi, sebenarnya kegiatan menulis itu adalah suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti seorang penulis dalam melakukan kegiatannya harus melalui beberapa tahap, yaitu tahap pramenulis, tahap penulisan, serta tahap revisi.Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan utama berbeda.
Tarigan (2008:21) menjelaskan langkah-langkah menulis yaitu “penulis menurunkan gagasan-gagasannya, menerjemahkan gagasan tersebut ke dalam sandi lisan dan selanjutnya mengubah menjadi sandi tulis, mempergunakan sejumlah sarana untuk mekanis untuk merekam sandi tulis tersebut”. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil simpulan bahwa tahap-tahap menulis mencakup tiga tahap, yaitu tahap pramenulis merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, tahap penulisan membahas topik telah disusun, serta tahap revisi untuk menilai kembali apa yang sudah ditulis.
Agar maksud serta tujuan sang penulis tercapai, yaitu agar sang pembaca memberikan respon diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka dia harus menyajikan tulisan baik.
Adapun ciri-ciri tulisan baik menurut Tarigan (2008:17) sebagai berikut.
1. Tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada yang serasi.
2.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan-bahan tersedia menjadi suatu keseluruhan utuh.
3.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan jelas, tidak samar-samar, memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan keinginan sang penulis.
4.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian masuk akal dan cermat serta teliti mengenai hal itu.
5.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.
6.tulisan baik mencerminkan kebanggaan sang penulis dalam naskah atau manuskrip, kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil simpulan bahwa ciri-ciri tulisan baik yaitu tulisan mencerminkan kemampuan sang penulis dalam mempergunakan nada serasi, menyusun bahan-bahan tersedia menjadi suatu keseluruhan utuh, menulis dengan jelas, meyakinkan serta mampu mengkritik naskah tulisannya serta merevisinya kembali.

6.Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinyaberusaha memaparkan suatu pembahasan secarailmiah yang dilakukan oleh seorang penulis ataupeneliti.Untuk memberitahukan sesuatu hal secaralogis dan sistematis kepada para pembaca.Karyailmiah biasanya ditulis untuk mencari jawabanmengenai sesuatu hal dan untuk membuktikankebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalamobjek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisanilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yangbaru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jika, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengantema yang sama, tujuannya adalah sebagai upayapengembangan dari tema terdahulu. Disebut jugadengan penelitian lanjutan.Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan(mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu.Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang)ilmu.
Menurut Bambang dan Riana (2005:2) karya ilmiah mempunyai fungsi sebagai penjelasan, ramalan, dan control.Jadi fungsi karya ilmiah sangatlah penting sehingga kualitasnya perlu di usahakan.dan syarat-syarat karya ilmiah yaitu motivasi dan disiplin yang tinggi, kemempuan mengolah data, kemampuan berpikir logis dan terpadu, dan kemampuan berbahasa.
Terdapat berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah,artikel, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi  yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah.
Ada5 langkah pokok proseskarya  ilmiah, yaitu:
(1) mengenali dan merumuskan masalah,
(2) menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis,
 (3) merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara,
(4) menguji hipotesis, dan
 (5) menarik kesimpulan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir).Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam.Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1.      Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2012:2). Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif.Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif maka untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas XI MA.Nurul Huda Sukaraja menggunakan teknik analisis data secara statistik.
2.      Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MA.Nurul Huda Sukaraja kecamatan Buay Madang kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Proses penelitian yang peneliti laksanakan dapat selesai dalam waktu yang ditentukan mulai dari perencanaan penelitian sampai penyerahan laporan. Jadwal dapat dilihat pada table berikut.
Jadwal penelitian
No

Jenis Kegiatan
Oktober
November
Desember
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Pengajuan Judul
x












2
Pengumpulan Data

x
x










3
Pembuatan Proposal



x
x
x







4
Seminar Proposal






x






5
Perbaikan  







x
x




6
Penelitian









x





3.      Populasi dan Sampel Penelitian
a.      Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010: 173).Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja Tahun Pelajaran 2013-2014, yang terdiri dari 4 kelas , 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas IPA I berjumlah 19 siswa, IPA II berjumlah 24 siswa. Kelas IPS I berjumlah  26 siswa, IPS II berjumlah  23 siswa.
Tabel 1
  Populasi Penelitian

No
Kelas
Jumlah populasi
1
IPA I
19
2
IPA II
24
3
IPS I
26
4
IPS II
23
          Jumlah
92

b.      Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya besar diambil 10% -50%. Bedasarkan pendapat tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi atau jumlah keseluruhan populasi, yaitu sebanyak 92 siswa.
4.      Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian  adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu :
a.  Variabel Independen/ Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah  penguasaan EYD (penggunaan tanda baca).
b. Variabel Dependen/ Variabel Terikat       
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas, yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis karya ilmiah.
5.      Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pelaksanaan langsung untuk memperoleh data.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes.Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160).
Menurut Arikunto (2006 : 223) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, tes yang pertama dilakukan untuk mengetahui penguasaan tanda baca.Tes dilakukan dengan memberikan karangan yang belum dibubuhi tanda baca, selanjutnya siswa membubuhi tanda baca dalam karangan tersebut.Selanjutnya tes yang kedua siswa langsung praktek membuat karya ilmiah untuk mengetahui pengaruh penguasaan tanda baca tersebut.
6.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2009:147). Teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu teknik analisis data dengan cara menganalisis menurut data-data statistik. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih detail peneliti menggunakan uji beda dua sampel berpasangan (paired sample t-test) dengan program SPSS versi 19.
Analisis Paired sample t-test atau lebih dikenal dengan Pre PostDesaign adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Jadi, analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil yang dicapai sebelum dan sesudah perlakuan (treatment) diberikan. Setalah hasil t-test diketahui, maka selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel pada taraf sig. 5% (0,05). Bila nilai t-test lebih besar dari t-tabel maka perbedaan pre-test dan post-test dinyatakan signifikan dan sebaliknya bila t-test lebih kecil dari nilai t-test maka perbedaan pre-test dan post-test dinyatakan tidak signifikan.
Pada tahap selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak antara penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA.Nurul Huda Sukaraja penelitian menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

7.      Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.
            Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas xi MA. Nurul Huda Sukaraja .
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI  MA. Nurul Huda Sukaraja.



INSTRUMEN PENELITIAN
Nama siswa   :……………….
Kelas             :……………….
Tgl/bln/thn    :……………….
Pada tahap pre-test ini peneliti melakukan tes awal terhadap sampel dengan memberikan karya tulis ilmiah.
1.      Bubuhi paragraf dibawah ini dengan tanda baca yang baik dan benar agar menjadi paragraf yang baik!
CANDI BOROBUDUR
Borobudur adalah candi Hindu-Budha Candi ini dibangun pada abad ke-19 oleh dinasti Sailendra yang berasal dari kerajaan Mataram kuno Borobudur terletak di Magelang Jawa Tengah Indonesia
Borobudur terkenal ke seluruh penjuru dunia Konstruksinya mendapat pengauh oleh arsitektur Gupta India  Candi ini dibangun di atas sebuah bukit setinggi 46 meter dan delapan tangga yang berbentuk undakan batu Lima tangga yang pertama berbentuk kotak dikelilingi oleh tembok yang penuh pahatan yang membentuk gambar Budha  Tiga tangga di atasnya berbentuk melingkar  Pada tiap tangga melingkar tersebut terdapat stupa berbentuk lonceng Keseluruhan gedung ditutupi oleh stupa besar yang terletak di tengah-tengah lingkaran teratas Jalan menuju puncak borobudur yang berbentuk gang terbentang sejauh 4,8 kilometer Desain Borobudur yang menyimbolkan struktur alam semesta mempengaruhi gaya pembuatan candi Angkor di Kamboja Candi Borobudur yang diresmikan sebagai monumen nasional Indonesia pada tahun 1983 adalah harta tak ternilai bagi bangsa Indonesia











INSTRUMEN PENELITIAN
Nama siswa     :…………………
Kelas               :…………………
Tgl/bln/thn       :…………………
Pada tahap post-test penelitian ini, setelah ada perlakuan terhadap sampel tentang karya ilmiah. Jadi, pada tahap ini peneliti memberi tugas untuk menulis karya ilmiah  kepada sampel  dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah diberi perlakuan tentang penguasaan EYD (penggunaan tanda baca) terhadap menulis karya ilmiah. 
2.        Buatlah karya tulis ilmiah dengan  tema “Pendidikan” menggunakan tanda baca yang sesuai dengan EYD!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar