PENGARUH
PENGUASAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARYA
ILMIAH SISWA KELAS XI MA. NURUL HUDA SUKARAJA TAHUN PELAJARAN 2013-2014
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Bahasa Indonesia telah mengalami beberapa
perkembangan, terutama pada ejaan yang digunakan. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan
ejaan melalui beberapa tahap. Diantaranya yaitu ejaan Van Ophuijsen, ejaan
republik, ejaan melindo dan yang terakhir adalah ejaan yang disempurnakan.
Ejaan adalah
sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh
seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
Ejaan sangat diperlukan untuk panduan penulisan bahasa yang baik dan benar.
Dalam penggunaan EYD, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu ejaan
dalam peristilahan, penyesuaian ejaan, tanda baca, pemenggalan kata, penulisan
huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan kata.
Keterampilan menulis yang merupakan
salah satu komponen keterampilan berbahasa sangatlah penting diajarkan sejak
dini.Hal ini disamping dapat dijadikan bekal untuk jenjang sekolah yang lebih
tinggi, juga berfungsi melatih siswa di dalam menyampaikan atau mengungkapkan
buah pikirannya secara teratur, baik berbentuk kalimat-kalimat maupun berupa
karangan dan karya ilmiah.
Untuk menyusun suatu karya ilmiah seorang penulis hendaknya memahami hal-hal
yang penting yang ada di dalamnya seperti penggunaan ejaan-ejaan, pemilihan
kata, penggunaan kalimat-kalimat efektif, dan penggunaan tanda baca. Sehingga penulis
dapat menghasilkan suatu karya ilmiah yang berkualitas dan bermutu serta isinya
mudah dipahami oleh pembaca.
Adanya penggunaan
tanda baca dalam menyusun karya ilmiah adalah dengan maksud untuk membantu
pengarang atau penulis dalam memperjelas dan mempertegas isi karya ilmiah yang
disampaikan kepada pembaca.Dalam kehidupan modem saat ini keterampilan menulis
yang dimiliki seseorang sering dianggap sebagai salah satu ciri orang yang
terpelajar, karena dianggap lebih mampu mengkomunikasikan ide dan pikirannya
secara lebih runtut jelas dan mudah dipahami bagi orang lain Morsey, (dalam
Tarigan 1994: 122).
Beberapa anggapan
sering mengidentikkan bahwa keilmuan seseorang seiring dengan jumlah buku yang
ditulisnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis dalampendidikan dewasa ini
menjadi tuntutan wajib, misalnya pada saat SMA harus menulis tugas akhir, S1
harus menulis skripsi, S2 harus menulis tesis, dan ketika S3 harus menulis
disertasi.
Secara teoritis di
dalam memahami tentang penggunaan serta penempatan tanda baca akan dapat
mempengaruhi hasil suatu karya ilmiah untuk menunjang peningkatan keterampilan
dalam berbahasa. Sebab melalui keterampilan menulis karya ilmiah inilah kita dapat membantu melatih dan membina
para siswa di dalam meningkatkan kemampuan dalam keterampilan menulis khususnya
menyusun karya ilmiah.Agar kita mendapatkan hasil yang bermutu dalam menyusun karya
ilmiah hendaknya memperhatikan penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca
dalam karya ilmiah ini juga dapat memperjelas makna dan intonasi dari suatu
kalimat,sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi karya ilmiah.
Kemampuan
berbahasa Indonesia secara tertulis sering dianggap lebih rumit dibandingkan
dengan kemampuan berbahasa lisan, karena di dalam menulis lebih menuntut proses
belajar dan berfikir lebih kreatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan
(1994:3-4) bahwa menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif
sehingga penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa
ataupun penguasaan kosa kata. Konteks penguasaan kosa kata menurut Parera
(1993:119) sangat terkait dengan pengetahuan untuk menemukan makna kata-kata
ataupun penguasaan kata-kata yang lain yang berhubungan dengan kata yang
digunakan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Penguasaan Ejaan Yang Disempurnakan Terhadap
Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI MA.
Nurul Huda Sukaraja Tahun Pelajaran 2013-2014.
2.
Batasan Masalah
Agar
pembahasan dalam penelitian ini menjadi fokus dan tidak meluas, maka peneliti membatasi
masalah penelitian hanya pada:
1.
Penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya
ilmiah.
2.
Pembahasan penelitian ini tentang penggunaan
tanda baca (tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda seru,
tanda petik,dan tanda tanya) yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
3. Rumusan Masalah
Adapun masalah pokok dalam penelitian ini
yang didasarkan pada latar belakang di atas adalah:
1. Bagaimanakah penguasaan EYD terhadap
kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja?
2. Bagaimanakah kemampuan menulis karya
ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja?
3. Apakah terdapat pengaruh pengusaan EYD
terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja?
4.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan di MA.
Nurul Huda Sukaraja.
2.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karya
ilmiah.
3.
Untuk mengetahui pengaruh penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah
siswa kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat.
a. ManfaatTeoritis
Secara teoritis
penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sumber pengetahuan penulis maupun
pembaca untuk meneliti penggunaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah.
b. Manfaat Praktis
1.
Bagi guru
a. Sebagai informasi bagi para tenaga pengajar
Bahasa Indonesia khususnya dan tenaga pengajar umumnya tentang bagaimana
penguasan siswa terhadap penggunaan EYD dan kemampuan menulis karya ilmiah.
b. Diharapkan dijadikan
dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan guru dalam meningkatkan kemampuan
siswa menulis karya ilmiah.
c. Sebagai bahan informasi yang nyata bagi guru terhadap kondisi
pengajaran dengan penguasaan EYD dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa Ma.
Nurul Huda Sukaraja.
2.
Bagi siswa
a. Sebagai bahan acuan untuk menulis dengan menggunakan EYD yang baik
dan benar.
b. Agar siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis karya
ilmiah.
c. Diharapkan siswa dapat menggunakan EYD (penggunaan tanda baca) dalam
menulis karya ilmiah.
3. Bagi pembaca
Supaya pembaca
mudah memahami dan mengerti tentang penggunaan tanda baca dan sebagai bahan
rujukan atau referensi pembaca yang akan
mengadakan penelitian penguasaan EYD terhadap kemempuan menulis karya ilmiah.
4.
Bagi peneliti
Penelitian ini menambah pengetahuan
keilmuan penulis tentang penguasaan EYD dan memberikan pemahaman tentang tata
cara menggunakan tanda baca dalam menulis karya ilmiah.
B.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian EYD
Ejaan adalah sebuah
ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang
ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan merupakan seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan sangat diperlukan untuk panduan penulisan
bahasa yang baik dan benar. Dalam penggunaan EYD, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, yaitu ejaan dalam peristilahan, penyesuaian ejaan, tanda baca,
pemenggalan kata, penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan
kata.
Ejaan yang
disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang
mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah
rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa
indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf
besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik
koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan
tanda garis miring.
Setelah menguasai EYD barulah
seseorang baru bisa membuat sebuah kalimat. Kalimat-kalimat tersebut
dibuat berdasarkan EYD yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972.
Semua orang tentu bisa membuat sebuah kalimat, tetapi tidak semua orang bisa
membuat sebuah kalimat yang efektif.
2.
Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan
bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali
perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk
penyempurnaan. Menurut sumber dari
website Widyaiswara,(http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/26/perkembangan-eyd):ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Ejaan van Ophuysen
Ejaan
van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan
sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena
ejaan itu merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh
Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam KitabLogat
Melayu. Disebut dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu Balai
Pustaka merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup
berjasa dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa
hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
a.
Huruf y ditulis dengan j.
Misalnya:
EYD
|
Ejaan van Ophusyen
|
Sayang
Yakin
Saya
|
Sajang
Jakin
Saja
|
b.
Huruf u ditlus dengan oe
Misalnya:
EYD
|
Ejaan van Ophusyen
|
Umum
Sempurna
Surat
|
Oemoem
Sempoerna
soerat
|
c.
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis
dengan tanda koma di atas.
Misalnya:
EYD
|
Ejaan van Ophusyen
|
Rakyat
Bapak
Makmur
|
Ra’yat
Bapa’
Ma’moer
|
d.
Huruf j di tulis dengan dj.
Misalnya:
EYD
|
Ejaan van Ophusyen
|
Jakarta
Raja
Jangan
|
Djakarta
Radja
Djangan
|
e.
Huruf c ditulis dengan tj.
Misalnya:
EYD
|
Ejaan van Ophusyen
|
Pacar
Cara
Curang
|
Patjar
Tjara
Tjurang
|
f.
Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.
Misalnya:
EYD
|
Ejaan van Ophusyen
|
|
Khawatir
Akhir
Khazanah
|
Chawatir
Achir
Chazanah
|
b. Ejaan Republik
Ejaan
Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19
Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr.
Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi.
Ejaan
Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang
pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu
keputusan penyusunan kamus istilah.
Beberapa
perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen dapat diperhatikan dalam uraian di
bawah ini:
a.
Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan
dengan u dalam Ejaan Republik.
b.
Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti
dengan k dalam Ejaan Republik.
c.
Kata ulang boleh
ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
d.
Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
e.
Tanda trema (“) dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan
dalam Ejaan Republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu
menjadi lebih jelas, di bawah ini diberi beberapa contoh.
Ejaan van
Ophusyen
|
Ejaan Republik
|
Oemoer
Koeboer
Ma’loem
|
Umur
Kubur
Maklum
|
c.
Ejaan Pembaharuan
Ejaan
pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan
Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa
Indonesia.
Konsep
Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah nama yang
diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitian ejaan itu. Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo.
Pada
tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan
baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi
sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan.
Salah
satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya
huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara
lain tampak dalam contoh di bawah ini.
a.
Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b.
Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c.
Gabungan konsonan ng diubah menjadi Å‹
d.
Gabungan konsonan nj diubah menjadi Å„
e.
Gabungan konsonan sj diubah menjadi Å¡
Kecuali
itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis berdasarkan pelafalannya
yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
Misalnya:
EYD
|
Ejaan Pembaharuan
|
Santai
Gulai
Harimau
Kalau
Amboi
|
Santay
Gulay
Harimaw
Kalaw
Amboy
|
d.
Ejaan Melindo
Ejaan
Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan
Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan
diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di
Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk
penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat
dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita
Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.
Hal
yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj
seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih
baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan Å„.
e.
Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan
baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh
panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia
Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil
merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu
bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan
no.062/67,tanggal 19 september 1967.
Perubahan
yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :
a.
Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
Misalnya :
EYD
|
Ejaan Baru
|
Remaja
Jalan
Perjaka
|
Remadja
Djalan
Perdjaka
|
b.
Gabungan konsonan tj diubah menjadi j
Misalnya:
EYD
|
Ejaan Baru
|
Cakap
Baca
Cipta
|
Tjakap
Batja
Tjipta
|
c.
Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
Misalnya:
EYD
|
Ejaan Baru
|
Sunyi
Nyala
Bunyi
|
Sunji
Njala
Bunji
|
d.
Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
Misalnya:
EYD
|
Ejaan Baru
|
Syarat
Isyarat
Syukur
|
Sjarat
Isjarat
Sjukur
|
e.
Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh
Misalnya:
EYD
|
Ejaan Baru
|
Takhta
Makhluk
Ikhlas
|
Tachta
Machluk
Ichlas
|
f .
Ejaan Yang Disempurnakan
Pada
waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan Republik
Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan
baru untuk bahasa Indonesia oleh
Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan
tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang
dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada
tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ini merupakan
penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik
yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.
Beberapa kebijakan
baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
a.
Perubahan Huruf
Ejaan Lama
|
EYD
|
Djika
Tjakap
Njata
Sjarat
Achir
Supaja
|
Jika
Cakap
Nyata
Syarat
Akhir
Supaya
|
b.
Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya:
Khilaf
Fisik
Valuta
Universitas
Zakat
khazanah
c.
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata Furqan,
dan xenon.
d.
Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan. Sebagai
awalan, di- ditulis sering kali
dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di-
sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Awalan
|
Kata Depan
|
Dicuci
Dibelikan
Dicium
Dilatar belakangi
|
Di kantor
Di sekolah
Di samping
Di tanah
|
e.
Kata ulang ditulis
penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai
penanda perulangan:
Misalnya:
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Secara umum, hal-hal
yang diatur dalam EYD adalah:
1)
Penulisan huruf,
termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2)
Penulisan kata.
3)
Penulisan tanda
baca.
4)
Penulisan singkatan
dan akronim.
5)
Penulisan angka dan
lambang bilangan.
6)
Penulisan unsur
serapan.
3.Fungsi Ejaan dalam
Bahasa Indonesia
Dalam
rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa
maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting.
Oleh karena itu, pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu. Dalam
hubungan ituejaanantara lainberfungsi sebagai :
1.
Landasan pembakuan
tata bahasa.
2.
Landasan pembakuan
kosakata dan peristilahan.
3.
Alat penyaring
masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Apabila
pembakuan ejaan telah dilaksanakan, pembakuan aspek kebahasaan yang lain pun
dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa
yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan yang terdapat di dalam buku
pedoman.
Di
samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang
terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.
5.
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau
huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat
Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
1. …
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yang menunjukkanjangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di
antara nama penulis, judul tulisan yang tidakberakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan tempat terbit.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden:
Balai Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231
jiwa.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir
judul yang merupakan kepala karangan atau kepalailustrasi, tabel, dan
sebagainya.
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD ’45)
Salah Asuhan
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang
(a) nama dan alamat penerima surat, (b) nama dan alamat pengirim surat, dan (c)
di belakang tanggal surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth.Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus
memerlukan prangko.
Satu, dua, … tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi,melainkan, sedangkan, dan
kecuali.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak
Kasim.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau kamu hadir, saya juga akan hadir di acara
itu.
Agar lulus ujian, kita harus belajar dengan
sungguh-sungguh.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau
ungkapan penghubung antarkalimat yangterdapat pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
…. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati.
…. Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru
seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai
sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari katalain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah,kamu
hebat!
Kasihan, sudah
satu minggu ini ia mencari kucing kesayangannya yang pergi entah kemana.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata ibu “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu
lulus.”
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan
alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempatdan tanggal, dan (iv) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Jalan raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
Kuala Lumpur, Malaysia.
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian
nama yang dibalik susunannya dalamdaftar pustaka.
Misalnya:
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa
Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian
dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia
untuk Karang-mengarang (Jogjakarta:UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan
gelar akademik yang mengikutinya untukmembedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh
atau di antara rupiah dan sen yangdinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidakmembatasi.
Misalnya:
Tetangga saya, Pak Rusdi, berhasil menciptakan
kendaraan hemat energi.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki
yang makan sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun
perempuan, mengikuti latihan paduan
suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang
pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian akan mendapatkan
ijazah.
13. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari
salah baca/ salah pengertian di belakangketerangan yang terdapat pada awal
kalimat.
Misalnya:
Dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa,
kita memerlukan sikap yangsungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima
kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh
dalam upaya pembinaan dan
pengembanagan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan
Agus.
C. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir
suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaianatau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga:
kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang
kemerdekaan itu: hidup atau mati.
2. Tanda titk dua tidak dipakai jika rangkaian
atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengkahiri pernyataan.
Misalnya:
Anak-anak korban banjir memerlukan buku paket,
buku tulis, pulpen, dan pensil.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
b. Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks
drama sesudah kata yang menunjukkan pelakudalam percakapan.
Misalnya:
Ibu :Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!”
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) di antara
bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan , serta
(d) diantara nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, I (34), 1971: 7
Surah Yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pedidikan Seumur Hidup:
sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukuplah Saudara
Membina Bahasa Persatuan Kita?
Djakarta: Eresco, 1968.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang
terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Berlibur merupakan kebutuhan dasar ma-
nusia…
kementrian Lingkungan Hidup menca-
nangkan gerakan penanaman pohon
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian
kata yang mengikutinya atau akhirandengan bagian kata di depannya pada pergantian
baris.
Misalnya:
Kalimat menggambarkan isi pikiran dan perasa-
an.
TNI adalah kekuatan pendukung dan pem-
bela ideologi Negara.
3. Tanda hubung digunakan untuk meyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Motor-motor
Berlari-lari
4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian
tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas
(a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (b) penghilangan bagian
kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi,
lima-puluh ribuan (50x1.000)
Bandingkan dengan:
Be-revolusi,
Lima-puluh-ribuan (1x50.000)
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
a.
se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
b.
ke-
dengan angka,
c.
angka
dengan –an,
d.
kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf
capital,
e.
kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
f.
gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Misalnya:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
mem-PHK-kan
hari-H,
sinar-X
Bandara Soekarno-Hatta.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur
bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Misalnya:
me-review
pen-tackle-an
E.
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda taya dipakai dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yangdisangsikan atau yang kurang dapat membuktikan
kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 jta rupiah (?) hilang.
F.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan
atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yangmenggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan
anak-istrinya.
Merdeka!
G.
Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, ataubahan tertulis lain.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu
sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu
Masa dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul
“Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA” dimuat dalam majalah Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5
buku itu.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai artikhusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba
dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja
dikenal dengan nama “cutbrai”.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca
yang mengahkiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian
kalimat ditempatkan di belakang tanda petikyang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimatatau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan
“si Hitam”.
Bang Komar sering disebut “pahlawan”; ia
sendiri tidak tahu sebabnya.
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup
pada pasangan tanda petik itu
ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
5.Pengertian
Menulis
a. Definisi menulis
menurut para ahli
Menurut Pranoto (2004: 9) menulis berarti
menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada
orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau
ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.SedangkanMenurut
Tarigan, (2008: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan
menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Pengertian tersebut memberikan pengertian bahwa
menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, menyalin atau melahirkan pikiran atau
perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya. Keterampilan
menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis dimengerti
oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan
pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang dalam melahirkan
pikiran, perasaan, kehendak kepada orang lain melalui lambang-lambang grafis
dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun orang lain yang memiliki kesamaan
pengertian pula terhadap bahasa dipergunakannya.
b. Tujuan Menulis
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas
tujuan penulisan akan digarapnya.
Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu
karena hal ini akan merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis
tersebut. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan
menulis selanjutnya.
Tujuan penulisan akan mengarahkan penulis untuk
memilih bahan-bahan diperlukan, macam organisasi tulisan puisi akan diterapkan,
atau mungkin juga sudut pandang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu pokok
untuk mengarahkan serta membatasi tulisan puisi. Kesadaran mengenai tujuan
selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan. Hartig (dalam Tarigan
2008:25) mengatakan.
Tujuan kegiatan menulis ada tujuh, assigment
purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive
purpose (tujuan persuatif), informational purpose (tujuan
informational/tujuan penerangan), self-expresive purpose (tujuan
pernyataan diri), creative purpose (tujuan kreatif), problem-solving
purpose (tujuan pemecahan masalah).
Tujuan penugasan (assigment purpose)
yaitu penulis melakukan kegiatan menulis karena adanya tugas, bukan atas
kemauan sendiri.Contoh kegiatan menulis memiliki tujuan penugasan adalah para
siswa merangkum buku karena tugas dari guru, sekretaris ditugaskan membuat
laporan atau notulen rapat.Mereka melakukan menulis, tetapi bukan karena
kemauan sendiri.
Tarigan (2008:24) mengatakan “tujuan altruistik
yaitu menulis untuk menyenangkan para pembaca dan ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.” Seseorang
tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar
maupun tidak sadar bahwa pembaca sebagai penikmat karyanya adalah lawan atau
musuh.
Tarigan (2008:25) menjelaskan “tujuan
persuasive (persuasive purpose) yaitu tulisan bertujuan meyakinkan para
pembaca akan kebenaran gagasan diutarakan.” Tujuan informasional atau
penerangan (informational purpose) yaitu tulisan bertujuan memberi
informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca berupa paparan
atau puisi. Lebih lanjut Tarigan
(2008:25) menjelaskan sebagai berikut.
Tujuan pernyataan diri (self-expresive
purpose) yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri
sang pengarang kepada para pembaca. Tujuan kreatif (creative purpose)
yaitu tujuan yang erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan
yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. Tujuan
pemecahan masalah (problem-solving purpose) yaitu dengan tulisan ini
sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh para pembaca.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa tujuan menulis adalah memberikan informasi atau keterangan kepada
pembaca, meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan diutarakan dan
mengarahkan serta membatasi tulisan sehingga akan menghasilkan suatu tulisan
utuh.
c. Tahapan-tahapan Menulis
Seseorang dapat melakukan kegiatan menulis
sebagai satu kegiatan tunggal jika objek tulisan ialah sebuah tulisan puisi
sederhana, pendek, maupun bahannya sudah siap di kepala. Akan tetapi,
sebenarnya kegiatan menulis itu adalah suatu proses, yaitu proses penulisan.
Ini berarti seorang penulis dalam melakukan kegiatannya harus melalui beberapa
tahap, yaitu tahap pramenulis, tahap penulisan, serta tahap revisi.Ketiga tahap
penulisan itu menunjukkan kegiatan utama berbeda.
Tarigan (2008:21) menjelaskan langkah-langkah
menulis yaitu “penulis menurunkan gagasan-gagasannya, menerjemahkan gagasan
tersebut ke dalam sandi lisan dan selanjutnya mengubah menjadi sandi tulis,
mempergunakan sejumlah sarana untuk mekanis untuk merekam sandi tulis
tersebut”. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil simpulan bahwa
tahap-tahap menulis mencakup tiga tahap, yaitu tahap pramenulis merupakan tahap
perencanaan atau persiapan menulis, tahap penulisan membahas topik telah
disusun, serta tahap revisi untuk menilai kembali apa yang sudah ditulis.
Agar maksud serta tujuan sang penulis tercapai,
yaitu agar sang pembaca memberikan respon diinginkan oleh sang penulis terhadap
tulisannya, maka dia harus menyajikan tulisan baik.
Adapun ciri-ciri tulisan baik menurut Tarigan
(2008:17) sebagai berikut.
1. Tulisan baik mencerminkan kemampuan sang
penulis mempergunakan nada yang serasi.
2.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang
penulis menyusun bahan-bahan tersedia menjadi suatu keseluruhan utuh.
3.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang
penulis untuk menulis dengan jelas, tidak samar-samar, memanfaatkan struktur
kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan keinginan
sang penulis.
4.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang
penulis untuk menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca terhadap
pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian masuk akal dan
cermat serta teliti mengenai hal itu.
5.tulisan baik mencerminkan kemampuan sang
penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.
6.tulisan baik mencerminkan kebanggaan sang
penulis dalam naskah atau manuskrip, kesudian mempergunakan ejaan dan tanda
baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam
kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil
simpulan bahwa ciri-ciri tulisan baik yaitu tulisan mencerminkan kemampuan sang
penulis dalam mempergunakan nada serasi, menyusun bahan-bahan tersedia menjadi
suatu keseluruhan utuh, menulis dengan jelas, meyakinkan serta mampu mengkritik
naskah tulisannya serta merevisinya kembali.
6.Pengertian
Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis
yang isinyaberusaha memaparkan suatu pembahasan secarailmiah yang dilakukan
oleh seorang penulis ataupeneliti.Untuk memberitahukan sesuatu hal secaralogis
dan sistematis kepada para pembaca.Karyailmiah biasanya ditulis untuk mencari
jawabanmengenai sesuatu hal dan untuk membuktikankebenaran tentang sesuatu
yang terdapat dalamobjek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika
tulisanilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yangbaru (aktual) dan
belum pernah ditulis orang lain. Jika, tulisan tersebut sudah
pernah ditulis dengantema yang sama, tujuannya adalah sebagai upayapengembangan
dari tema terdahulu. Disebut jugadengan penelitian lanjutan.Tradisi keilmuan
menuntut para calon ilmuan(mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu.Akan
tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang)ilmu.
Menurut Bambang dan Riana (2005:2) karya
ilmiah mempunyai fungsi sebagai penjelasan, ramalan, dan control.Jadi fungsi
karya ilmiah sangatlah penting sehingga kualitasnya perlu di usahakan.dan
syarat-syarat karya ilmiah yaitu motivasi dan disiplin yang tinggi, kemempuan
mengolah data, kemampuan berpikir logis dan terpadu, dan kemampuan berbahasa.
Terdapat
berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah,artikel,
kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi yang pada dasarnya semua itu merupakan produk
dari kegiatan ilmuwan.Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah
harus memenuhi syarat metode ilmiah.
Ada5 langkah
pokok proseskarya ilmiah, yaitu:
(1) mengenali
dan merumuskan masalah,
(2) menyusun
kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis,
(3) merumuskan hipotesis atau dugaan hasil
sementara,
(4) menguji
hipotesis, dan
(5) menarik kesimpulan.
Di perguruan
tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya
ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir).Yang
disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi
dilakukan cukup mendalam.Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa
lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan
terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang
dipelajari.
Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika
mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi
terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan
praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan
penelitian.
C. METODOLOGI
PENELITIAN
1.
Metode Penelitian
Metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono 2012:2). Jenis penelitian ini termasuk dalam
penelitian kuantitatif.Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
maka untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penguasaan EYD terhadap
kemampuan menulis karya ilmiah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas
XI MA.Nurul Huda Sukaraja menggunakan teknik analisis data secara statistik.
2.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MA.Nurul Huda Sukaraja
kecamatan Buay Madang kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Proses penelitian yang
peneliti laksanakan dapat selesai dalam waktu yang ditentukan mulai dari
perencanaan penelitian sampai penyerahan laporan. Jadwal dapat dilihat pada
table berikut.
Jadwal penelitian
No
|
Jenis Kegiatan
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pengajuan Judul
|
x
|
||||||||||||
2
|
Pengumpulan Data
|
x
|
x
|
|||||||||||
3
|
Pembuatan Proposal
|
x
|
x
|
x
|
||||||||||
4
|
Seminar Proposal
|
x
|
||||||||||||
5
|
Perbaikan
|
x
|
x
|
|||||||||||
6
|
Penelitian
|
x
|
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010: 173).Berdasarkan pendapat
tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI MA. Nurul Huda Sukaraja Tahun Pelajaran 2013-2014, yang terdiri dari 4
kelas , 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas IPA I berjumlah 19 siswa, IPA II
berjumlah 24 siswa. Kelas IPS I berjumlah
26 siswa, IPS II berjumlah 23
siswa.
Tabel 1
Populasi Penelitian
No
|
Kelas
|
Jumlah populasi
|
1
|
IPA I
|
19
|
2
|
IPA II
|
24
|
3
|
IPS I
|
26
|
4
|
IPS II
|
23
|
Jumlah
|
92
|
b.
Sampel Penelitian
Menurut
Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya besar
diambil 10% -50%. Bedasarkan pendapat tersebut, maka sampel dalam penelitian
ini adalah sampel populasi atau jumlah keseluruhan populasi, yaitu sebanyak 92
siswa.
4.
Variabel Penelitian
Variabel
dalam penelitian adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161).
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu :
a. Variabel Independen/ Variabel Bebas
Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, yang menjadi variabel bebas
dalam penelitian ini adalah penguasaan
EYD (penggunaan tanda baca).
b. Variabel Dependen/ Variabel Terikat
Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas, yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis karya ilmiah.
5.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pelaksanaan
langsung untuk memperoleh data.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen tes.Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160).
Menurut Arikunto (2006 : 223) bahwa
tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, tes yang
pertama dilakukan untuk mengetahui penguasaan tanda baca.Tes dilakukan dengan
memberikan karangan yang belum dibubuhi tanda baca, selanjutnya siswa membubuhi
tanda baca dalam karangan tersebut.Selanjutnya tes yang kedua siswa langsung
praktek membuat karya ilmiah untuk mengetahui pengaruh penguasaan tanda baca
tersebut.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul
(Sugiyono, 2009:147). Teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu teknik analisis data dengan
cara menganalisis menurut data-data statistik. Untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang lebih detail peneliti menggunakan uji beda dua sampel berpasangan (paired
sample t-test) dengan program SPSS versi 19.
Analisis Paired sample t-test
atau lebih dikenal dengan Pre PostDesaign adalah analisis dengan
melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau
perlakuan tertentu. Jadi, analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan
hasil yang dicapai sebelum dan sesudah perlakuan (treatment) diberikan.
Setalah hasil t-test diketahui, maka selanjutnya dibandingkan dengan
t-tabel pada taraf sig. 5% (0,05). Bila nilai t-test lebih besar dari
t-tabel maka perbedaan pre-test dan post-test dinyatakan
signifikan dan sebaliknya bila t-test lebih kecil dari nilai t-test
maka perbedaan pre-test dan post-test dinyatakan tidak
signifikan.
Pada tahap selanjutnya untuk
mengetahui adanya pengaruh atau tidak antara penguasaan EYD
terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI MA.Nurul Huda Sukaraja
penelitian menggunakan rumus Korelasi Product Moment.
7.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau
dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.
Hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho: tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya
ilmiah siswa kelas xi MA. Nurul Huda Sukaraja .
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan
antara penguasaan EYD terhadap kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas
XI MA. Nurul Huda Sukaraja.
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama siswa :……………….
Kelas :……………….
Tgl/bln/thn :……………….
Pada
tahap pre-test ini peneliti melakukan tes awal terhadap sampel dengan
memberikan karya tulis ilmiah.
1.
Bubuhi paragraf dibawah ini
dengan tanda baca yang baik dan benar agar menjadi paragraf yang baik!
CANDI BOROBUDUR
Borobudur adalah candi Hindu-Budha Candi ini dibangun pada abad
ke-19 oleh dinasti Sailendra yang berasal dari kerajaan Mataram kuno Borobudur
terletak di Magelang Jawa Tengah Indonesia
Borobudur terkenal ke seluruh penjuru dunia Konstruksinya mendapat
pengauh oleh arsitektur Gupta India Candi
ini dibangun di atas sebuah bukit setinggi 46 meter dan delapan tangga yang
berbentuk undakan batu Lima tangga yang pertama berbentuk kotak dikelilingi
oleh tembok yang penuh pahatan yang membentuk gambar Budha Tiga tangga di atasnya berbentuk melingkar Pada tiap tangga melingkar tersebut terdapat
stupa berbentuk lonceng Keseluruhan gedung ditutupi oleh stupa besar yang
terletak di tengah-tengah lingkaran teratas Jalan menuju puncak borobudur yang
berbentuk gang terbentang sejauh 4,8 kilometer Desain Borobudur yang
menyimbolkan struktur alam semesta mempengaruhi gaya pembuatan candi Angkor di
Kamboja Candi Borobudur yang diresmikan sebagai monumen nasional Indonesia pada
tahun 1983 adalah harta tak ternilai bagi bangsa Indonesia
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama siswa :…………………
Kelas :…………………
Tgl/bln/thn :…………………
Pada
tahap post-test penelitian ini, setelah ada perlakuan terhadap sampel tentang
karya ilmiah. Jadi, pada tahap ini peneliti memberi tugas untuk menulis karya
ilmiah kepada sampel dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh sebelum dan sesudah diberi perlakuan tentang penguasaan EYD
(penggunaan tanda baca) terhadap menulis karya ilmiah.
2.
Buatlah karya tulis ilmiah
dengan tema “Pendidikan” menggunakan
tanda baca yang sesuai dengan EYD!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar